Sabtu, 24 Maret 2012

IBRAHIM KETURUNAN BANGSA KURU ?


Oleh : Wicaksono

            IBRAHIM yang membangun kuil Kabah berasal dari daerah atau tempat yang bernama KORA. KORA/KURU adalah sebutan untuk Anak-anak keturunan KURU/PURU/KORA yang ada di Baratawarsa Hindustan.  Keturunan Bangsa KURU disebut KORAWA. KORAWA dan PANDAWA merupakan aktor Utama dalam perang Bharatayuda tahun 3138 SM.

             IBRAHIM berasal dari  tempat yang bernama KORA. KORA disebut juga  KURU atau PURU. Anak cucu langsung Orang KORA disebut KORAWA/KURAWA (kata WA di akhiran kata KORA berarti Keturunan). KORAWA disebut juga PURURAWA. Sedang KORA yang menjadi RESI/WASI atau Brahmana  disebut juga KURURESHI= KURUWASI= KURARISHI= QURAISI.

            Pendiri kekaisaran Persia adalah KURUS YANG AGUNG disebut Juga KORES YANG AGUNG atau KORESY YANG AGUNG, sedang lidah orang Yunani menyebut KORES/ KURUS/ KORESY dengan sebutan CYRUS. KORES/ KURUS/ KORESY/ CYRUS adalah orang Kuru (ARYA) yang pada th 590-529 SM  mendirikan kekaisaran Persia ditanah ARYAWARTA=IRAN

              Seseorang yang sudah menjadi Resi atau Wasi atau pendeta dalam agama Weda disebut juga BRAHMIN atau BRAHMANA.  Karena kebiasaan  orang arab mengeja atau membaca dari belakang, maka BRAHMIN di ucapkan IBRAHIM. Sedang orang Yahudi atau Kristen menyebutnya ABRAHAM dari Kata BRAHMANA.

             ABRAHM terdiri dari dua kata sansekerta, A berarti dari, dan BRAHM  berarti BRAHMA.  ABRAHM dalam bahasa sansekarta berarti DARI BRAHMA atau Pengikut BRAHMA, salah satu sekte Agama Hindu yaitu BRAHMANISME. Kata A bisa juga berarti lawan dari kata dibelakangnya, Jadi ABRAHM bisa juga berarti BUKAN BRAHMANA LAGI.

             Dalam kitab Bagawad Gita VIII.16 ada kalimat : ABRAHM BHUANA LOKA yang artiny  DARI ALAM BRAHMA. Ini membuktikan bahwa ABRAHAM=ABRAHM atau IBRAHIM adalah  Mantan Seorang Brahmana  yang merantau ke negeri seberang (Timur Tengah),  ABRAHAM/IBRAHIM disebut juga orang KAURAN atau orang MUHAJIRIN  atau EMIGRAN.

             Bangsa KURU atau KORA atau  KAURA atau KAURAN adalah  Bangsa yang menjadi aktor utama perang saudara Bharatayuda tahun 3138 SM, di KURUSETRA antara PANDAWA dengan KURAWA .  Pandawa dan Kurawa adalah saudara sepupu keturunan Bangsa KURU. 

              Orang arab menyebut Nabi IBRAHIM berasal dari KAURUN/KAURA yang dalam bahasa Arabnya disebut Muhajirin yaitu seorang EMIGRAN asing.  bahasa yang digunakan Nabi IBRAHIM disebut HEBREW yang artinya bahasa seberang. Rakyat Timur tengah  waktu itu telah mengakui bahwa IBRAHIM adalah orang sebrerang yaitu dari  KAURAWA.

              Kemungkinan besar IBRAHIM=BRAHM=BRAHMIN= adalah salah satu keturunan Bangsa KURU/KAURUN/KAURAWA yang sudah menjadi RESI atau Wasi atau Pendeta atau Pertapa  yang memisahkan diri dari kelompoknya di Bharatawarsa, akibat perang Bharatayuda tersebut

IBRAHIM atau BRAHMIN dari bangsa KURAWASI =KURARESI=KURURESI= KURURISHI= KURAISI= QURAISI),  sampai di sebuah padang pasir  yang banyak ditemukan Kuda maka daerah padang pasir tersebut disebut Padang ARAVAH  ( dari kata ARAVA  yang berarti Kuda),.  Ditengah-tengah padang ARAVAH ditemukan oase yang banyak dihuni oleh Domba, daerah tersebut kemudian disebut MEKKAH  (dari kata MEKKA=MESHA=DOMBA).

IBRAHIM = ASWATAMA ???? apa ya   ????

Dalam masa  Hidupnya Aswatama mengabdikan dirinya sebagai prajurit (Ksatrya) di kalangan bangsa KORA/KORAWA. Dan tinggal dikalangan Bangsa KORA/KORAWA, sehingga boleh disebutkan bahwa Aswatama berasal dari wilayah yang bernama KORA, yaitu wilayah yang dikuasai dan diperintah oleh kaum KORAWA sepupu PANDAWA.

Setelah kalah dalam perang Baratayudha   (tahun 3138 SM), Aswatama membunuh ke lima putra Drupadi yang sedang tidur dan pembunuhan itu dilakukan dalam keadaan perang sudah usai/berhenti. Tidak puas membunuh kelima putra Drupadi, Aswatama juga mencoba membunuh Janin dalam kandungan Utari, istri Abimanyu. Akibat tindakannya yang membabi-buta maka kesaktian ASWATAMA sebagai KSATRIYA dilucuti oleh Sri Krisna, dan mau di BAKAR oleh Arjuna dengan senjata  BRAHMASTRA,  Permata yang selalu melekat di dahi Aswatama ( apa ini yang kemudian menjadi Hajard Aswat di Mekkah ya  ???? perlu penelitian lebih lanjut) dilepaskan dari dahi Aswatama dan kesaktiannya dicabut. Aswatama dikutuk untuk tidak pernah mempunyai kasih sayang seorang anak. Aswatama dikutuk tidak bisa mempunyai Anak/keturunan, karena usahanya membunuh bayi dalam kandungan Utari dan Ibu-ibu yang sedang hamil di Hastina  kerajaannya orang-orang KORAWA/KORA

Atas Perlindungan dan Jaminan  MAHARSI WIYASA Aswatama di ampuni dan merantau ke arah Barat guna penebusan dosa dan  mendekatkan diri kepada Tuhan Yang Maha Esa guna melepaskan diri dari dosa-dosa dan melepaskan diri dari Karma yang telah diperbuatnya (melepaskan diri dari kutukan)                                         
Aswatama anak Rsi Drona, tidak gugur dalam perang Baratayuda di Kurusetra, Aswatama, pergi kearah barat menyebrangi lautan guna melakukan penebusan dosa,  dan terdampar disebuah tempat di tanah Mesir dan menetap disana.  Tempat Aswatama tinggal kemudian disebut ASWAN, dari kata Aswattama, kesatrya penunggang kuda yang hebat, Aswa kadang dieja ASVA=ARVA=ARAVA, juga berarti Kuda. Ingat Korban ASWA MEDHA YADNYA yang dilaksanakan oleh Maharaja Janamejaya, yang berarti mengorbankan KUDA, karena Kuda=ASWA=ASVA=ARVA=ARAVA.

             ASWATAMA adalah anak seorang Brahmana yaitu Pendeta Dronacarya, tetapi kemudian menjadi KSATRIYA sehingga  bukan brahmana lagi  sehingga disebut ABRAHM yang artinya Bukan Brahmana lagi, tetapi berasal  dari Brahmana. ABRAHM BUANA LOKA artinya dari alam Brahma

              ASWATAMA, berasal-usul seorang Brahmana ( = ABRAHM=DARI BRAHMA/DARI BRAHMANA), kemudian meninggalkan dharmanya sebagai Brahmana (=ABRAHM) dan beralih profesi sebagai seorang KSATRIYA, kalah dalam perang,  kemudian Hijrah ke Timur Tengah menjadi EMIGRAN/ MUHAJIRIN. 

ASWATAMA yang berasal dari wilayah  KORA/KORAWA kemudian memutuskan hidup sebagai RESI/PERTAPA/BRAHMANA lagi untuk melakukan penyucian diri dan melepaskan diri dari semua karma yang telah dilakukannya selama  memilih hidup sebagai seorang Ksatrya di pihak KORAWA.  Di tanah yang sangat tandus di Timur Tengah beliau mendirikan tempat pemujaan/Kuil dan secara tekun mengabdikan seluruh hidupnya kepada Tuhan YME.   Kuil itu diberi nama Kuil  KAWAH/KAVAH untuk mengingatkan KAWAH/KAVAH CANDRADIMUKA yang ada di PADANG PAGANGSARAN yaitu padang pasir di Lintasan menuju SORGA dan NERAKA.

             Pendirian tempat Pertapaan di tengah Padang Pasir merupakan cara penebusan Dosa ASWATAMA karena telah membunuh ke lima Anak DRUPADI yang sedang tidur pulas dan membunuh (meski dihidupkan kembali oleh Krisna) Bayi dalam Kandungan-nya  UTARI  istri Abimanyu beserta bayi-bayi dalam kandungan ibu-ibu  di Hastina kerajaannya KORAWA yang telah kalah perang dengan Pandawa..

 Upaya keras penebusan dosa yang dilakukan oleh Aswatama berhasil menggugah simpati Tuhan YME, sehingga Aswatama dikaruniai Keturunan meskipun saat itu Usia Aswatama sudah cukup tua untuk seorang bisa memperoleh keturunan.

             KAWAH/KAVAH  CANDRADIMUKA terletak di tengah GURUN PASIR PADANG PAGANGSARAN, dengan Api yang selalu menyala-NYALA dan besi panas runcing ditengah-tengah dan dinding-dinding kawah. Mereka yang berhasil melewati TITIAN UGAL AGIL/TITI GONGGANG yang terbentang diatas KAWAH CANDRADIMUKA diberikan kesempatan untuk  masuk ke pintu gerbang yang bercabang dua yaitu PINTU SORGA atau PINTU NERAKA guna menghadapi peradilan SORGA.

              Dalam tradisi Hindu, API merupakan simbol suci, sebagai SAKSI dalam setiap ritual keagamaan Hindu. Di sekitar API yang menyala umat berkelilingi (Pradaksina) sebagai bentuk Ritual Hindu. Ritual yang selalu menggunakan Api Menyala sambil ber japa mantra HAI RAM...HAI RAM...HAI RAM, dan melempar mentega biasa dilakukan oleh umat Hindu.

  KA'ABAH, berasal dari kata KAWAH atau KAVAH yang berarti PANAS/API, merupakan gambaran KAWAH candradimuka yang ada di sorga, huruf V dibaca W atau B seperti kata VIHARA = WIHARA = BIARA

              Zaman  sekarang Kuil  KA,ABAH disebut juga MASJIDIL HARRAM mirip dengan  HARIRAM atau HAIRAM, Japa mantra yang selalu diulang-ulang oleh penganut sekte Waisnawa sekte dalam agama Hindu saat ini, HAI RAM...HAI RAM atau HARE RAM.......HARE RAM.

               Patung batu hitam kesayangan NABI IBRAHIM yang terletak di kuil KA'ABAH oleh para pengikut Nabi Ibrahim kemudian disebut HAJAR ASWAD atau HAJAR ASWAT.  

              Kata ASWAD dibelakang kata HAJAR mengingatkan pada  ASWAT nama panggilan pendek  ASWATAMA,  anak Pendeta Dronacarya, seorang Brahmana ahli strategi perang, yang menjadi guru Pandawa dan Korawa, yang pergi meninggalan kelompoknya di negeri Barata.  Kesaktian perang ASAWATAMA  dilucuti oleh Sri Krisna dan mau dibakar dengan senjata Brahmastra oleh Arjuna. Atas perlindungan dan jaminan MahaResi Wiyasa,  Aswatama kemudian di ampuni dan pergi meninggalkan Hastina pura menuju ke arah barat.

IBRAHIM/BRAHM/BRAHMIN adalah Seorang dari Keturunan KURURESI= KURARISHI= KURAISI=QURAISI, pergi meninggalkan negerinya yang terkoyak perang saudara, kemudian terdampar dinegeri Timur tengah . IBRAHIM meninggalkan kelompoknya karena beliau MAU DIBAKAR.

             Selama dalam pengembaraan, banyak cobaan hidup yang dialami oleh IBRAHIM di negeri  yang masih asing baginya. IBRAHIM merupakan orang asing bagi rakyat Timur tengah sat itu, mereka menyebut IBRAHIM, sebagai Orang KAURAN=MUHAJIRIN=Orang yang meninggalkan Negerinya, Kata KAURAN mirip kan dengan KAURAWA ?. Bahasa yang dipergunakan oleh IBRAHIM disebut bahasa HEBREW, yang artinya bahasa seberang/asing. 

Kata KAURAN diatas mengingatkan kita pada KAURAWA, keturunan Bangsa KURU yang berperang melawan PANDAWA di KURUSETRA. Pengikut Nabi IBRAHIM 318 Orang, mendekati angka 3138, Saat Parikesit di angkat jadi Raja Hastina Pura, serta Para Pandawa dan Korawa yang masih hidup pergi  meninggalkan  Hastinapura untuk melakukan PENEBUSAN DOSA, sehabis perang.

             Di Mesir  timur tengah, yang menjadi Raja (FIRAUN)  saat itu adalah AMBIMELEKH,  Demi untuk mempertahankan Hidup Ibrahim mengalami banyak sekali cobaan di tanah Mesir.

              IBRAHIM=BRAHMIN=ABRAHM dari keturunan KURURESI akhirnya menetap di MEKKAH dan mendirikan kuil KABAH. Kuil Kabah dipelihara secara turun temurun oleh keturunan IBRAHIM dan di Kuil Kabah dilaksanakan tata keagamaan dan adat istiadat leluhurnya yaitu tatacara ibadat agama Weda.

 Sewaktu Muhamad lahir, orang tuanya langsung membawanya ke KUIL KABAH  untuk meminta berkat kepada Hyang Maha Kuasa.  Setelah Muhamad  besar ,  sebelum menjadi Nabi Muhamad juga terbiasa melaksanakan kebiasaan nenek moyangnya seperti misalnya : suka bermeditasi= Bersemedi =  Bertapa = bertahanut=bertafakur di GOA HIRA.  Sampai suatu saat Muhamad katanya mendapat Wahyu.

             Kebiasaan yang dilakukan Muhamad, adalah kebiasaan yang umum dilakukan oleh Bangsa Kuru maupun suku bangsa lainnya di Baratawarsa, seperti misalnya; Sidarta Gautama, putra mahkota Raja Sudhodana di Kapilawastu (sekarang masuk wilayah negara Nepal );  Suka bermeditasi= bersemedi= bertapa= bertahanut= bertahajut=bertafakur di bawah pohon Bodi dan medapat pencerahan menjadi  seorang Budha,  yang oleh pengikutnya ajaran-ajaran Sidarta Gautama disebut Agama Budha.

             Zarathustra dari suku Spitama, anak dari Porushap Spitama, Namanya  mirip  dengan nama Porosuttama  atau Purusa Utama, yaitu hakekat Tuhan Yang Maha Esa, Nama Puruottama juga merupakan julukan untuk Sri Kresna . Zarathustra menyebut dirinya putra Porushap Spitama  dan Ibunya bernama Dughdova (= Durgadewa ).  Zarathustra suka berkelana dan bertapa = bersemedi= bermeditasi= bertahanut = bertafakur di sebuah  Goa di Gurun Sahara, sampai  suatu saat Zarathustra mendapat pencerahan kemudian pengikutnya mendirikan agama Zoroaster (Majusi) .
            
  7 ( tujuh ) orang maharesi  jaman dahulu kala juga suka bersemedi= bertapa= bertahanut= bertahajut =  bertapakur  di lereng-lereng pengunungan Himalaya dan lembah-lembah sungai Gangga,  ketujuh Maharesi tersebut  mendapat Wahyu, tetapi mereka masing-masing tidak menciptakan agama baru,  wahyu-wahyu  yang mereka terima dikumpulkan oleh Maharesi Wiyasa  dan di kodifikasi   menjadi kitab Weda.

Kemungkinan besar  kota MINA adalah kota pelabuhan IKAN di jaman dahulu kala, menilik dari namanya MINA=MINHA=IKAN.  Sedangkan Gurun Sahara dulunya adalah laut yang mengering, menilik namanya SAHARA=SAGARA=LAUT.

SAGARA DI Timur tengah mengering, akibat TSUNAMI yang mengakibatkan BANJIR BESAR/AIR BAH  yang melanda wilayah itu zaman dahulu kala. AIR  SAGARA Meluap kedaratan mengakibatkan banjir besar dimana-mana. Peristiwa Tsunami/Air Bah/Banjir besar  yang sempat menenggelamkan sebagian wilayah ini dicatat di dalam BIBLE, AL QUR’AN Maupun WEDA.

Di dalam kitab Satapatha Brahmana dikisahkan :
  
“ Pagi hari Manu (leluhur umat manusia) ketika sedang mandi dihampiri oleh seekor Ikan, yang merupakan  Avatara Wisnu dan berkata :  “Peliharalah aku, aku akan menyelamatkanmu!, ‘Dari apa engkau menyelamatkan ku ?’, Banjir akan memusnahkan semua mahluk: dari itulah aku akan menyelamatkan mu!, Bagaimana cara aku memeliharamu ?,
Ikan tersebut memberikan petunjuk kepada Manu cara memelihara dia. “ Lalu ikan itu berkata, nanti  akan ada banjir. Pada waktu itu engkau akan mengindahkan nasehatku, dengan mempersiapkan sebuah kapal besar; dan apabila banjir telah naik engkau harus masuk kedalam kapal itu dan aku akan menyelamatkan engkau dari banjir itu.”
Manu mengikuti petunjuk ikan tersebut, dan selama banjir sang ikan yang merupakan REINGKARNASI WISNU (MATSYA AWATARA),  menarik kapal itu ke gunung disebelah utara. Kemudian ia Berkata, “Aku telah menyelamatkanmu. Tambatkan kapal itu ke sebuah pohon; tetapi jangan sampai air menghanyutkanmu pada waktu engkau ada diatas gunung. Seraya airnya surut, engkau boleh turun  perlahan-lahan.

             Akibat Air SAGARA=LAUT ini tumpah  kedaratan,  sampai mengeringkan lautan tersebut menjadi Padang Pasir, makanya daerah itu disebut GURUN SAHARA, berasal dari kata SAGARA yang berarti Laut.

            Wilayah timur tengah yang meliputi SAHARA, MINA, MEKAH, PADANG ARAVAH merupakan bagian dari BARATAWARSA di jaman MAHABARATA. Bahkan disebutkan pula wilayah Yowana ikut berpartisipasi dalam perang Bharatayuda.  Yowana itu meliputi wilayah Yunani sekarang.

            Terbukti bahwa tradisi Weda telah banyak melahirkan Nabi-Nabi dan telah banyak  membawa umat manusia mencapai  Sorga, bahkan mencapai Moksa,  yaitu dengan melaksanakan kebiasaan-kebiasaan seperti yang diperintahkan dalam Weda yaitu bersemedi= bermeditasi= bertafakur= bertahanut = bertapa,  untuk memusatkan hati dan pikiran kepada Hyang Maha Kuasa.
       
         “DENGAN TEGUH DUDUK DITEMPAT YANG BERSIH, TIDAK TINGGI DAN JUGA TIDAK RENDAH, DIALASI RUMPUT KUSA(alang-alang)  DITUTUPI KULIT RUSA DAN KAIN. DISANA DENGAN MEMUSATKAN PIKIRAN KESATU ARAH, MENYATUPADUKAN HATI DAN PANCA INRIA,  BERSILA DIATAS TEMPAT DUDUKNYA MELAKSANAKAN YOGA, MENYUCIKAN JIWA.  DENGAN BADAN, KEPALA DAN LEHER TEGAK, DUDUK DIAM TIADA BERGERAK-GERAK, TETAP MEMANDANG KEUJUNGA HIDUNGNYA DAN TANPA MENOLEH-NOLEH SEKITARNYA” (BG.VI.11-13).

“MENCARI TEMPAT YANG SUNYI, MAKAN SEDIKIT, MENGENDALIKAN PERKATAAN, BADAN JASMANI DAN PIKIRAN, SELALU MELAKUKAN YOGA SAMADI DENGAN  PIKIRAN DIPUSATKAN KEPADA HYANG MAHA KUASA DIANTARA DUA KENING” (BG.XVIII.52)

            Tetapi sejalan dengan berjalannya waktu, mereka para pengikut agama-agama para Nabi diatas, menghujat agama leluhur-leluhur mereka sebagai ; AGAMA PENYEMBAH BERHALA, KAUM  PAGAN, AGAMA POLITHEIS , TERDIRI DARI KASTA-KASTA dan  sebagainya, tanpa diberi kesempatan oleh pemimpin agamanya untuk membaca secara langsung KITAB WEDA atau paling tidak BAGAWAD GITA.  Alasan yang sering dikemukakan adalah ;   bisa terpengaruh, sehingga meninggalkan ajaran Nabinya. Aneeeh...neh.......neh....................Kenapa takut......?????????????

            Atau benarkah yang datang menemui Muhamad maupun Zarathustra itu mahluk langit utusan  Tuhan, Kalau utusan Tuhan kenapa menakutkan ?, dan menawarkan kemuliaan duniawi seperti Harta, Wanita dan tahta ?, tidak mengajak umatnya untuk meninggalkan hal-hal duniawi serta  mencari moksa ?,  Seperti yang diterima oleh ke 7 Maharesi di Pengunungan Himalaya Hindustan?.

             Kenapa hal-hal yang di Weda diasosiasikan dengan kejahatan/kegelapan/kaum raksasa  seperti misalnya  Asura= Asyura=Ahura justru di agama Nabi dianggap pahlawan atau kebajikan/kecemerlangan.

             Apa yang dilarang dalam Weda, seperti merendahkan wanita  dari kaum apapun, budak atau tawanan,  dan menghina  Musuh yang sudah kalah atau yang sudah menyerah, Justru dalam agama Nabi diberikan keleluasaan untuk memperbudak dan memperkosa kaum wanita tawanan nya dan merampas harta bendanya, apalagi yang disebutnya kaum kafir ?,

Berikut ini seloka Bagaawad Gita yang melarang merendahkan Wanita :

“BILA ADHARMA BERKECAMUK, WANITA-WANITA JADI TIDAK SUCI, DAN BILA WANITA-WANITA SUDAH TIDAK SUCI LAGI AKAN TERJADI KETIDAK TENTUAN TENTANG SILSILAH ASAL-USUL KELUARGA” (BG. I.41).

“KERUNTUHAN MORAL INI MEMBAWA KELUARGA DAN PARA PELAKUNYA KE NERAKA, ARWAH NENEK MOYANGNYA JATUH KE NERAKA, SEMUA TERPANA, AIR DAN NASI TIDAK ADA LAGI ARTINYA” (BG.I.42)

Shri Manu berkata  4/134: Jiwa-jiwa yang tercerahkan menikmati hidup dengan kebahagiaan tertinggi, dimana wanita di hormati”

Jadi  Mungkinkah ABRAHM itu Adalah ASWATAMA ?, Seorang Kesatriya penunggang kuda yang meninggalkan Negerinya karena kalah Perang?. Meskipun beliau seorang Ksatriya ayah Aswatama adalah seorang Brahmana, yaitu Pendeta Dronacarya.  Setelah berhasil membunuh kelima anak Drupadi, Aswatama dikejar oleh Pihak Pandawa, Kesaktiannya (senjata andalanya) di lucuti, tetapi berkatnya untuk hidup 300 tahun dibiarkan tetap oleh Sri Krisna,  Atas perlindungan dan jaminan  MAHARSI WIYASA,  ASAWATAMA di ampuni dan pergi meninggalkan Hastina ke arah Barat. 

Ditempat pengasingannya ASWATAMA melakukan penebusan dosa dengan menjadi PERTAPA  dan mendirikan kuil pemujaan di tengah Gurun yang disebut Kuil KAWAH atau KAVAH untuk mengingatkan adanya KAWAH CANDRADIMUKA di GURUN PADANG PAGANGSARAN di Langit ditengah lintasa jalan ke Sorga 




Daftar bacaan


 http://dir.groups.yahoo.com/group/Spiritual-Indonesia/message/14791 


ARTIKEL LAIN