Sabtu, 16 Februari 2013

Aswattama dan Nabi Ibrahim


Aswatama anak seorang Brahmana yang bernama Pendeta Drona, yang menjadi gurunya  pangeran Kuru (Pandawa dan Korawa). Aswatama beribukan Dewi krepi, yang menurut legendanya adalah jelmaan Bidadari Wilotama. Diberi nama Aswatama karena bentuk telapak kaki nya mirip telapak kaki kuda (tidak punya jari-jari kaki), dan berambut seperti rambut kuda.  hal ini dikarenakan, ketika awal mengandung dirinya, Konon Dewi Krepi/Wilotama sedang beralih rupa menjadi Kuda Sembrani dalam upaya menolong Bambang Kumbayana ( nama Resi Drona sewaktu muda), menyeberangi lautan.

Dalam dunia wayang Aswatama dikenali dengan ciri-ciri :  bermata kedondongan putih, berhidung mancung serba lengkap, berketu udeng dengan garuda membelakang, bersunting kembang kluwih panjang, berkalung putran berbentuk bulan sabit, bergelang, berpontoh, dan berkeroncong. Berkain, tetapi tidak bercelana panjang dan bentuk telapak kakinya seperti telapak kaki kuda (tidak punya jari-jari kaki) dan bersurai

Aswatama memiliki sifat pemberani, cerdik dan pandai mempergunakan segala macam senjata. Aswatama belajar ilmu perang bersama para pangeran Kuru di bawah bimbingan ayahnya sendiri yaitu Resi Drona. Ia memiliki keterampilan dalam ilmu perang, terutama mempergunakan sejata panah dan kemampuannya hampir sama dengan  Arjuna. Ia mendapat pusaka yang sangat sakti dari ayahnya bernama Cundamanik.
Ia juga merupakan salah satu dari tujuh Ciranjiwin, yaitu manusia berumur panjang. Saat perang Bharatayudha  berakhir, hanya ia bersama Kertawarma dan Krepa yang bertahan hidup. Oleh karena dipenuhi dendam atas kematian ayahnya, ia menyerbu kemah Pandawa saat tengah malam dan melakukan pembantaian membabi buta dan penyerbuan itu dilakukan setelah perang diumumkan berakhir.

Pada perang Bharatayuddha, Pandito Dronacarya, ayah Aswatama gugur karena siasat para Pandawa. Mereka sengaja membunuh gajah yang bernama Hestitama, agar Begawan Drona menjadi kehilangan semangat hidup (Resi Drona mengira yang tewas adalah Aswatama puteranya). Untuk membalas dendam atas kematian ayahnya, Setelah perang Bharatayudha berakhir, Aswatama menyelundup ke dalam istana Hastinapura. Ia berhasil membunuh Drestadyumna (Pembunuh ayahnya), Pancalawa (anak-anak Drupadi), dan Srikandi.

Setelah membunuh kelima anak Drupadi dan ksatriya lainnya, Aswatama berlindung kepertapaan Maharsi Byasa/Wiyasa (di jawa disebut Abiyoso). Pandawa memburu dan terjadilah pertarungan antara Arjuna dan Aswatama. Dalam pertarungan itu, Aswatama memanggil senjata Brahmasta” begitu juga dengan Arjuna, takut akan kehancuran dunia, Maharsi Wiyasa (Bhagawan Abiyasa) meminta keduanya agar segera menarik senjatanya kembali.

Arjuna berhasil melakukannya, tetapi Aswatama kurang pandai menguasai senjata itu sehingga tidak bisa menariknya. Ia kemudian diberi pilihan agar senjata itu menyerang target lain untuk dihancurkan. Masih dengan penuh rasa dendamnya, Aswatama mengarahkan senjata itu ke rahim  Utari, menantu Arjuna, istri Abimanyu.

Senjata itu membakar janin dalam kandungan Utari, Namun Kresna berhasil menghidupkan kembali janin yang dikandung Utari. Oleh Sri Krisna dikatakan bahwaAswatama akan kena karma akibat perbuatannya. Aswatama tersadar dari perbuatan khilafnya, Aswatama menyerahkan batu permata berharga (Manik) yang terletak di dahinya kepada Sri Krisna, yaitu permata yang membuatnya tidak takut terhadap segala senjata, penyakit, atau rasa lapar, dan membuatnya tak takut terhadap para Dewa,Danawa, dan Naga. Aswatama mohon supaya tidak dikutuk oleh Sri Krisna, tetapi Sri Krisna mengatakan bahwa itu bukan kutukan melainkan buah karma atas apa yang telah dilakukan selama hidupnya.  Atas perlindungan dan jaminan Bhagawan Abiyoso, Aswatama diampuni. Aswatama kemudian melakukan penebusan dosa mengembara kearah barat ditanah padang nan tandus di gurun pasir disemenanjung Arvasthan dan hidup selama 1000 tahun sebagai pertapa yang mengembara.

Aswatama bukan brahmana lagi, meskipun beliau keturunan Brahmana atau berasal dari Brahmana. Aswatama anak Brahmana Bhagawan Dronacarya, selama hidupnya sampai perang Bharatayudha berakhir memilih hidup sebagai Ksatriya membela pihak Kurawa dalam perang di Kuruksetra tahun 3138 SM. Setelah tersadar dari kekhilafan, atas jaminan dan bimbingan Maharesi Wiyasa, kemudian melakukan penebusan dosa, pergi dari Hastina pura menuju kerah barat. Ditempatnya yang baru Aswatama menjalani hidup sebagai seorang pertapa mendekatkan diri kepada Tuhan Yang Maha pengasih lagi maha Pengampun.

Aswatama mengasingkan diri di suatu tempat yang masih asing. Penduduk setempat menyebut Aswatama sebagai orang KAURA/KURU/KORA. Kata WA dalam bahasa sansekerta berarti keturunan, seperti Pandawa, artinya keturunan Pandu dan Kaurawa berari keturunan Kuru/Kaura. Bahasa yang dipakai oleh Aswatama bahasa-nya orang  Kuru/Kaura/Kora/KAURAN, yang oleh penduduk setempat disebut bahasa dari seberang atau bahasa asing ( HEBREW). Aswatama bagi orang setempat disebut orang Asing (=muhajirin)

Di tempat pengasingannya Aswatama kembali menjalani hidup sebagai seorang Brahmana. dan  mendirikan Kuil pemujaan didaerah yang sangat kering, tandus dan panas, Daerah itu Ibaratnya seperti Padang Pagangsaran di lintasan Sorga dan Neraka di kadewatan sana. Di tempatnya yang baru Aswatama  mengasingkan diri melakukan penebusan dosa,  dia bisa  hidup tenteram beranak pianak di sana. Meskipun diawal-awal pengasingan dirinya berbagai macam cobaan dihadapi-nya  dengan tabah.


Kata Kunci :
Brahmana, Aswatama (Aswat), Wilotama (lut), Carinjiwin (Umur panjang), bentuk kalung Bulan sabit, (Catatan : Dewa Siwa juga berikat rambut berbentuk bulan sabit). Kora/Kuru/Kaura


NABI ABRAHAM atau NABI IBRAHIM :

Abraham Pergi dari Negerinya karena mau di bakar oleh kaumnya. Orang tuanya penjual patung berhala (perlu diteliti lagi apakah Orang tua biologisnya atau orang tua angkatnya). Istri yang selalu menemaninya dipengasingan bernama Sarah , disertai keponakannya bernama Nabi Lut, Abraham berumur panjang konon sampai1000 tahun, mendirikan Ka’abah meninggalkan jejak kaki di Ka’abah, meninggalkan batu hitam Hajar Aswad. Menurut ceritera orang, bahasa yang digunakan oleh Nabi Ibrahim adalah bahasa Hebrew yang artinya seberang. Pendudk asli arab menyebut Nabi Ibrahim sebagai orang KAURUN = Muhajirin yang artinya Emigran, yaitu orang yang meninggalkan negerinya.

Masjid Baittullah disebut juga Masjidil Harram, dan sangat populer disebut Ka'abah. Para jemaah melakukan tawaup 7 kali mengelilingi Ka'abah, melempar jumrah, mengambil air zam-zam


IBRAHIM = ABRAHAM = ASWATAMA ??? Apa ya.....?

ABRAHM dalam bahasa sansekerta artinya dari Brahma atau bisa juga berarti Bukan Brahmana lagi atau Mantan Brahmana atau keturunan Brahmana tetapi tidak melaksanakan kewajiban sebagai Brahmana.

Abrahm mungkin julukan untuk Aswattama, ini hanya mungkin lhoh, karena Aswatama tidak melaksanakan kewajibannya sebagai Brahmana dan memilih hidup sebagai Ksatriya sebagai prajurit di Hastinapura. Makanya orang menyebut Aswataama dengan sebutan ABRAHM. Atau mungkin juga Aswatama saat itu telah total menjadi Brahmana kembali, sehingga dipanggil Brahmana, atau Brahmin, tetapi karena di-eja dalam bahasa arab atau lidah bahasa Arab  kata Brahmana atau Brahmin menjadi Abraham atau Ibrahim. he..he ini hanya mengira...ngira saja. perlu pembuktian ilmiah yaaaa.

Beberapa kesamaan yang mendukung sehingga banyak yang berpendapat bahwa Aswatama=Abraham/Ibrahim 
1.      Nama Sarah adalah mirip nama Saraswati, sakti/kekuatan dewa brahma, nama Abrahm artinya dari Brahma, sehingga sangat wajar kalau istrinya disebut  saras dari kata Saraswati.
2.      Nabi Lut, keponakan Nabi Abrahm mirip dengan nama Lottama, kerabat dari Aswatama yang memakai nama legenda leluhurnya Bidadari Nilottama/Wilottama, seperti diketahui dalam perang di Kurusetra selain Aswatama yang masih hidup, adalah  Kertawarma dan  paman Aswatama yaitu Kripacarya semuanya meninggalkan Hastinapura melakukan penebusan dosa menjadi pertapa. Hal ini juga dilakukan oleh Kelima Pandawa setelah menyerahkan tahta kepada Parikesit th 3102 SM (menurut perhitungan kalender masehi tepat tanggal 18 februari th 3102 SM), kelima pandawa pergi meninggalkan Istana Hastinapura menuju Puncak Gunung Himalaya melakukan penebusan Dosa.
3.      Aswatama selalu mengenakan kalung  dengan liontin berbentuk Bulan Sabit. Bulan Sabit merupakan hiasan pengikat rambut Dewa Siwa. Saat ini Bulan sabit merupakan lambang Negara di hampir diseluruh negara Arab.
4.      Para Ilmuwan mesti secara transparan meneliti tapak kaki Nabi Ibrahim yang tersimpan di Mekah. apakah ada gambaran jari-jari nya layaknya kaki manusia normal apa tidak ?, Karena telapak kaki Aswatama tidak ada jari-jarinya. Telapak kaki Aswatama dempet seperti kaki kuda. Kalau ada jari kakinya berarti itu bukan tapak kaki Aswatama. Artinya Aswatama tidak sama dengan Ibrahim seperti yang diklaim selama ini.
5.      Di dahi-nya Aswatama terdapat Manik/batu permata yang oleh Sri Krisna kesaktian batu tersebut  dicabut dan dilepaskan dari dahi-nya Aswatama. Meski sudah tidak bertuah lagi batu tersebut merupakan hadiah dari ibunya bidadari Nilottama, sehingga kemanapun beliau pergi selalu dibawanya. Kemungkinan batu permata/manik tersebut = Hajar Aswad. Dulunya batu itu berwarna merah menyala seperti mirah delima dan berupa perhiasan kecil di dahi, tetapi karena tuahnya sudah dicabut, batu tersebut berubah dan  lama-kelamaan menjadi Hitam.
6.      Tradisi yang dilakukan oleh Ibrahim sama dengan kebiasaan yang dilakukan oleh penduduk di Bharatawarsa, yaitu melakukan Pradaksina (mengelilingi tempat Suci sebanyak 7 kali), Dalam kisah Ganesa dan Kartekiya, Dewa Siwa menguji kedua putranya untuk mengelilingi Dunia, Ganesa sangat cerdik, hanya berkeliling 7 kali disekitar Dewa Siwa, sementara Kartekya keliling Dunia, Dan Ganesa ada dipihak yang benar karena Siwa adalah pusatnya alam semesta. Jadi mengelilingi Siwalinggam atau tempat suci sebagai perujudan stananya pusat dunia sangat umum dilakukan oleh Umat Hindu baik di India maupun di Indonesia.
7.      Suku bangsanya Ibrahim disebut suku Kuraisi/Quraisi; sangat mirip dengan kata Kururesi, yaitu seorang Kuru yang menjadi pendeta/resi/brahmana. Dalam kamus bahasa sansekerta ada kata : Kuruksetra = tempat peperangan bangsa Kuru, Kurawa=keturunan Kuru, Kururesi=seorang resi dari Kuru=Brahmana dari Kuru=Pendeta dari  Kuru.
8.      Masjid Baitulah disebut juga Masdijil Harram, kata Harram mirip dengan kata HAIRAM atau HARERAM, Japamantra yang selalu dilantunkan oleh Umat Hindu sekte Waisnawa : HAIRAM....HAIRAM ...HARERAM....HARERAM....atau HARIRAM...HARIRAM
9.      Ciri lainya bahwa Ibrahim membawa tradisi Hindustan adalah kebiasaan kaum Kuarisi bertahanut/bermeditasi/bertafakur di tempat sepi seperti di Goa-Goa atau di Hutan-hutan, karena di timur tengah tidak ada hutan maka Goa adalah pilihan yang paling tepat.
10.  Nabi Muhamad sebelum menerima Wahyu, juga punya kebiasaan bermeditasi/bertahanut/bertafakur di Goa. Tempat yang menjadi kebiasaan Nabi Muhamad bertahanut/bermeditasi adalah GOA HIRA.
11. Kata KAURUN mirip dengan KAURU yaitu asal  Aswatama dan tempat Aswatama menjadi Prajurit perang di pihak KAURAWA



KESIMPULAN
Perlu ada penelitian lebih lanjut, dengan melepaskan diri dari keterikatan terhadap Agama tertentu atau keyakinan tertentu, dan murni ilmiah untuk membuktikan bahwa Nabi Ibrahim adalah Aswatama yang pergi meninggalkan negerinya karena terkoyak perang saudara.



ARTIKEL LAINNYA

39 comments:

MizTia mengatakan...

blogwalking :)
terima kasih atas kunjungan anda :)
.

Guli Mudiarcana mengatakan...

terima kasih, kunjungannya,...komentarnya ma'na ?

Anonim mengatakan...

Just Stumbled Upon.
Wah masih baru tanggal artikelnya pak ya?.
ini ada artikel menarik mengenai hal ini di
http://www.viewzone.com/abraham2.html
kalo tidak salah sudah bertahun2 lalu(2010an), lumayan untuk melengkapi bahan bacaan pak. Berdasarkan hal2 ini saya jadi berasumsi kemungkinan bratayudha (perang antara saudara sepupu keluarga bharata) itu adalah perang besar arab/israel yang belum terjadi. Jika benar demikian.. wah berarti epik mahabrata itu berada dalam jangka waktu yang sangat lama ya. sejak jaman ibrahim as sampai akhir jaman.

salam.

Guli Mudiarcana mengatakan...

Pak anonim, krn tdk berani menyebut nama

Perang Bharata Yudha telah terjadi yaitu pada tahun 3138 SM, perang ini merupakan masa akhir zaman Dwaparayoga, dan mulainya zaman Kaliyuga.

Akibta perang Bharatayuda menyebabkan bangsa Bharata terkoyak dan menyebar keseluruh dunia, diantaranya Aswatama yang pergi meninggalkan negerinya kearah barat (Arab)

Pendiri kekaisaran Persia 550 SM yaitu Koresh Agung (atau Koresy Agung)oleh lidah orang Yunani disebut CYRUS (baca :http://id.wikipedia.org/wiki/Koresh_yang_Agung

Koresy=Koreshi=Quraisy
suku bangsa Kuru di India=Bangsa Koresh di Iran=Ibrahim di Timur tengah

Anonim mengatakan...

Dalam artikel di : http://www.udaramaya.com/artikel-udaramaya/silsilah-raja-majapahit-udaramaya.html
disebutkan bahwa Bangsa Pahlawa Iran ada kaitannya dengan Pallawa di India Selatan. Bangsa Pahlava di Iran merupakan Keturunan dari Nabi Iskah anak dari Nabi Ibrahim.

Dalam Artikel lain tentang suku bangsa Pallawa di India Selatan disebutkan bahwa bangsa palawa di India selatan meyakini bahwa mereka merupakan keturunan dari Aswatama, anak dari Rsi Drona,Drona anak dari Rsi Baradwaja, Rsi Baradwaja anak Rsi Bhagawan Wraspati, Rsi Wrsapati anak dari Angira, Angira diturunkan oleh Brahma.

Palawa di India Selatan merupakan cabang atau pecahan Pahlawa di Iran yang mengaku keturunan Abraham, karena agama mereka sudah berbeda (Pahlawa di Iran kini kebanyakan beragama Islam sedang Pallawa di India beragama Hindu), tetapi leluhur-tetap leluhur pasti berasal dari leluhur yang sama, beski keturunannya telah berbeda Agama.

Dari uraian diatas maka sangat erat kaitannya dengan Bhrama, Saraswati,Lotama, Saras,Lot,
dan itu adalah manusia yang sama yaitu Nabi Ibrahim =Aswatama

Mereka yg pernah ke tanah suci mengaku melihat telapak kaki Nabi Ibrahim yg tersimpan di mekah tidak ada jari-jarinya, telapak kaki nabi Ibrahim yg tersimpan di Kabbah mekah menyerupai telapak kaki Kuda....NAH....apa suatu ketulan saja ini ? atau memang Aswatama di Arab berganti nama menjadi IBRAHIM/ABRAHAM.???????

Anonim mengatakan...

Dari sisi Sejarah perkembangan peradaban manusia dan Agama sangat menarik dan mungkin ada benarnya. tapi bila dinyatakan bahwa agama ASWATAMA adalah hindu adalah terlalu prematur. Bisa jadi agama-agama dan kepercayaan2 itu justru lahir setelah perang Barathayuda yg menghancurkan peradaban dan sendi-sendi kehidupan berakhir yg menyebabkan terkoyak dan terpisahnya nya kekerabatan dalam keturunan itu. Ada kepercayaan yg berkembang dgn meneruskan sisa2 tradisi sebelumnya kemudian seiring waktu mengalami perkembangan dan penafisiran sendiri hingga sekarang karena tidak adanya rasul yg berperan sebagai penuntun bagi kamu itu. (cuma pemikiran, perlu penelitian ilmiah). Termasuk nama Hindia itu lahir setelah lahirnya agama hindu ditempat itu pasca berakhirnya perang baratyuhda, karena tempat itu pun dulunya belum bernama Hindia.

Anonim mengatakan...

Pasca berakhirnya perang besar tidaklah sama seperti halnya pergantian malam dengan siang, malam kita tidur kemudian besok pagi kita menemui kehidupan dan orang2 yang itu lagi kemudian berdamai. Itu butuh waktu yang panjang bahkan sampai beberapa generasi untuk bisa menjadi normal kembali. Dunia terlalu panjang untuk bisa ditelaah dan disingkap tabirnya oleh manusia yang hidup pada puluhan ribu tahun berikutnya. Sebagai akibat daripada perang Baratyuha/perang besar, tentu hampir tidak ada yang dapat disisakan dari peninggalan peradaban sebelum terjadinya perang, kalau boleh disamakan dengan perang nuklir pada akhir zaman nanti tentu sulit dibayangkan apa yang dapat disisakan sebagai akibat dari dahsyat nya perang yg betul2 sangat menghancurkan itu. Bila diibaratkan Peradaban dan asal mula keyakinan Manusia itu adalah sebuah buku yang berisi 100 halaman, setelah perang besar mungkin hanya tersisa 10 halaman saja itupun dengan beberapa paragraph yang sama sekali tidak bisa dibaca lagi karena hangus atau rusak. Nah dengan kondisi sisa catatan itu manusia pada generasi baru berikutnya harus meneruskan tradisi lama dengan petunjuk yang terbatas akibat hilangnya sisa petunjuk maupun contoh praktik kehidupan yang 90 halaman lagi. Bagi Agama2 Samawi tentu tidak akan menjadi masalah karena Allah menurunkan Rasulnya untuk membawa, memperbaiki dan menyempurnakan Agama Nya melalui Kitab Suci Nya. Namun bagaimana halnya bagi suatu kaum yang tidak mendapat petunjuk tentang itu, sudah barang tentu akan berjalan dengan sisa tradisi dan peradaban yang masih ada dengan coba memberi penafsiran sendiri terhadap hal-hal yang masih menjadi misteri. Pada kondisi itu tidak tertutup bila Jin ikut memainkan dan memasukan pengaruh dan ajarannya untuk menyesatkan manusia yang masih meraba dalam melihat kehidupan baru dan kekuatan yang ada dibalik alam semesta yang merupakan cikal bakal munculnya keyakinan2 baru semacam Dinamisme, Animisme, sihir, dll. Sehingga adalah hal yang lumrah bila ada sedikit persamaan antara Agama2 Samawi dan Agama Budaya baik dari sisi tujuan, peristilahan maupun praktik ritualnya, itu karena adanya sisa 10 halaman yang tidak lengkap tadi.

Anonim mengatakan...

Istilah Agama Hindu yang dipraktekkan oleh penduduk Hindustan diberikan oleh Inggris sekitar abad 19 saat bangsa Inggris menjajah India. Sedang Istilah Agama Hindu baru ada di Indonesia tahun 1960-an. sebelumnya Agama yang dipraktekkan di Baratawarsa/Aryawarsa maupun di Nusantara disebut agama Weda bahkan hanya menyebut Dewa yang sering dipuja seperti Agama Siwa.

Weda sudah menjadi acuan penduduk aryawarsa sejak dahulu kala, seperti misalnya nama-nama bulan dalam kalender yang dipakai oleh suku Saka (Scithya) terdapat dalam kitab Yayur weda XIII.XIV dan XVjuga ada di dalam kitab Atharwaweda III.XIII, Rg weda I dan X, Kalender Saka ini oleh Vanones raja persia th 56 SM sebagai tarikh baru dan oleh Kaniska I th 78 M kalender ini pula dipakai tarikh baru.

Aswatama adalah anak Brhamana (Rsi) Dronacarya, konon leluhurnya berasal dari Brahma. Karena membunuh bayi dalam kandungan ibu-ibu di Pihak pandawa, Aswatama kena karma tidak memperoleh kasih sayang seorang anak. Mungkin..ini hipotesis saja: Berkat tapabrata dan keinsaafan yang sungguh sungguh melalui pertapaan dan pengembaraan yang serius, maka Aswatama bisa mendapat pengampunan bahkan diberikan pencerahan dan diangkat menjadi sahabat Tuhan dan diberi perintah untuk mengajarkan Agama yang benar yang saat itu banyak mengalami degradasi.

Aswatama Anak Rsi Dronacarya, memohon perlindungan kepada Maharsi Wiyasa (Abiyoso), seorang maharesi yang mengumpulkan wahyu-wahyu Weda yang tersebar diberbagai pertapaan dan kemudian mengkodipikasinya menjadi Catur Weda Samhita. MahaRsi Wiasa adalah maharesi yg menyaksikan langsung perang besar baratayuda, bahkan ikut terlibat dalam peristiwa itu, mendengar langsung percakapan antara Sri Krisna dg Arjuna yang kemudian disusun/direkam dalam buku Bhagawad Gita.

Jadi seandainya benar bahwa Aswatama berganti nama menjadi Abraham/Ibrahim, maka aswatama sebenarnya tidak membawa ajaran baru (Syariat) Aswatama hanya berusaha taat kepada perintah Tuhan yg telah menuntunnya, Anak cucu Aswatamalah yang telah mengklaim ajaran-ajaran mereka sebagai agama baru.

Hal ini juga terjadi pada ajaran Sidharta Gautama (Budha) maupun ajaran Zarathustra (Zoroazter), maupun Sri Krisna. pengikutnyalah yang membuat identifikasi kelompok dengan menyebut agama mereka agama sesuai dengan tokoh yang dipuja atau yang di kultuskan. padahal kalau kita terbuka untuk berdiskusi dan bersedia mempelajari semua kitab suci maka akan ditemukan benang-benang merahnya, hanya karena pengaruh duniawi, harta,kuasa, dan politik maka ajaran para nabi itu semakin lama semakin kelihatan saling kontra.

Garis keturunan Aswatama secara legendanya adalah sbb : Dewa Brahma-Angira-Brihaspati (Salah satu dari 7 maharesi penerima Wahyu Weda)-Baradwaja-Rsi Drona-Asswatama.

Dalam perang Bharatayuda dipihak kora (wa) yang masih hidup adalah 3 orang yaitu : Aswatama, Kertawarma (Ksatrya dari Yadu/Cedi/Het) dan Kripacarya. mereka bertiga semua meninggalkan Baratawarsa guna melakukan pertapaan/semacam penebusan dosa untuk bisa menuju sorga (konon mereka ke padang pasir di semenjanjung Arab), sedangkan ke 5 pandawa pergi ke puncak gunung Himalaya (gunung Himawan) untuk melakukan penebusan dosa,sedang Yuyutsu dan Setyaki pergi ke negaranya masing-masing.

Ketiga orang (Aswatama,Kertawarma dan Kripacarya) inilah yang kemungkinan mengaku sebagai 3 bersaudara di Arab. Sebagai seorang ksatrya pastilah kepergian ke 3 ksatrya tersebut menyertakan pengikut/pengawalan, tetapi karena kepergiannya guna keperluan pertapaan tentu tidak membawa senjata. Tetapi sebagai mantan panglima perang pasti ketangguhannya tetap ada, meskipun sekarang mereka menyamar sebagai pengelana/pengembara guna mencucikan diri.

Kemungkinan besar di tanah Arab aswatama itu menyebut dirinya Abrahm yang artinya dari Brahma. demikian juga Kritawarma dan Kripacarya mungkin juga berganti nama untuk menghilangkan jejak atau melakukan penyucian diri.

Melihat ciri-ciri fisik dan peninggalan-peninggalan di tanah Mekah maka dugaan bahwa Nabi Ibrahim itu adalah Aswatama yang telah diangkat sebagai sahabat Tuhan sangat kuat.

Guli Mudiarcana mengatakan...

Terima kasih atas kunjungannya di blog ini. Mari kita berdiskusi yang dapat membangun pengetahuan kita terhadap sejarah.

Sebagai korekasi terhadap pendapat sdr. anonim tgl 8 mei 2013, bahwa yang menerima wahyu Weda ada 7 orang diantaranya adalah Maharsi Baradwaja, ayah resi Drona, bukan Brihaspati seperti tertulis diatas.

Jadi memang betul istilah Hindu baru ada di abad 20-an, tetapi landasan ajarannya yaitu Weda telah ada jauh sebelumnya yaitu semenjak kitab itu diwahyukan. Pengikut ajaran Weda tidak mengidentifikasi dirinya sebagai agama tertentu, sehingga mereka sering disebut oleh pengikut agama-agama sesudahnya (agama para Nabi) sebagai kaum Pagan, Kaum Magi dsb). Kalau kita pelajari sejarah suku Saka (Scythia) ada 4 kelompok dalam masyarakat suku saka yaitu : kaum Magi=Brahmana, kaum prajurit dan penguasa= Ksatrya, kaum pedagang, peternak=Wesya, kaum pekerja=Sudra dan kalendernya tercatat di kitab Atharwaveda,Yayurweda,Rgweda. Jadi suku saka jelas telah menerapkan ajaran Weda, meskipun waktu itu mereka tidak menyebut dirinya beragama Hindu.

Kalau benar bahwa Nabi Abraham itu adalah Aswatama yg telah menerima pencerahan kembali dan dipilih sebagai penyambung ajaran Brahmanisme, itu adalah wajar karena Aswatama berasal dari dinasty Brahma.

Aswatama adalah cucu dari Baradwaja, seorang maharsi penerima wahyu Weda, tetapi aswatama dan bapaknya Rsi Drona memilih sebagai seorang panglima perang, bukan sebagai brahmana. meski sebagai prajurit tetapi garis leluhurnya adalah seorang brahmana dan penerima wahyu Weda, sehingga wajar kalau Aswatama paham cara-cara peribadatan weda.

Aswatama jelas penganut Weda, karena kakeknya adalah penerima wahyu Weda, dan Bapaknya adalah seorang Guru yang mengajarkan weda kepada muridnya termasuk kepada Aswatama.

Jadi istilah Hindu baru ada setelah nabi Ibrahim memang betul, tetapi ajaran Weda ada jauh sebelum Nabi Ibrahim.

Ajaran Zoroaster dan Sidharta Gautama juga ada di dalam kitab weda, tetapi ajaran itu telah mengalami perubahan sesuai dengan situasi politik penganut2nya. bahkan beberapa poin dari ajaran Nabi Muhamad dan Yesus juga ada didalam kitab Weda, tetapi beberapa bagian telah dipengaruhi oleh ambisi duniawi (harta,kuasa dan wanita) pengikut2nya. sehinga lama-kelamaan menjadi semakin berbeda (bias)

Anonim mengatakan...

Aswatama jelas penganut Weda, karena kakeknya adalah penerima wahyu Weda, dan Bapaknya adalah seorang Guru yang mengajarkan weda kepada muridnya termasuk kepada Aswatama.
Dalam Sejarah bahwa Nabi Ibrahim pernah menghancurkan patung2 buatan bapaknya yang menjadi sembahan kaum saat itu sehingga beliau di hukum dengan cara dibakar tetapi Allah masih melindunginya. Itu artinya bahwa nabi Ibrahim melihat bahwa keyakinan orang tuanya adalah sesat

Anonim mengatakan...

ini kan versi oknum umat Hindu, kalo versi oknum umat Islam bisa saja ada benang merahnya antara keduannya, dalam ajaran Islam Nabi Adam diperkirakan diturunkan ke dunia diseputaran India dan terpisah sekitar 200 tahun dengan siti hawa lalu bertemu di jabal rahma (dekat Mekah) . Agama Hindu dan Biudha diperkirakan berasal dari India , jadi ada benang merah diantara Islam, Hindu,Budha. bahkan dari seorang Oknum muslim yg hoby otak atik gatuk, dalam kitab agama dari India ini telah ada sign bahwa akan turun seorang Utusan Tuhan yg diturunkan di seputaran Mekah dan umatnya disarankan untuk mengikuti ajaran utusan tersebut..........nah lo, knapa sampai saat ini masih memeluk ajaran lama

Anonim mengatakan...

Meskipun Ajaran Hindu berakar dari ajaran Weda tetapi Hindu saat ini tidaklah mewakili ajaran Weda secara keseluruhan akibat jarak yang terpaut ratusan ribu tahun, itu sama halnya dengan ajaran Yahudi dengan a jaran Islam meskipun banyak persamaan didalamnya tetapi Islam bukan lah Yahudi. Tidak tertutup bahwa Weda juga diturunkan oleh Allah melalui orang pilihannya seperti halnya kitab-kitab suci yang lain. Allah telah menurunkan wahyu kepada manusia-manusia terdahulu yang merupakan orang-orang pilihannya untuk menjadi tuntunan bagi kaum di tempat itu dan disaat itu tetapi memang Allah menurunkan wahyu disetiap masa, bagaimana halnyanya Allah menurunkan Zabur di masa Daud, Taurat di masa Musa, kemudia Injil dimasa Isa dan Akhrinya Al Quran dimasa Muhammad adalah sebagai pelangkap dan penyempurna kitab dan ajaran sebelumnya. Masa perkembangan turunnya Kitab Suci itu tidak ubahnya seperti semakin kompleks dan spraktisnya perkembangan perdaban manusia. Dimana diawal dahulu manusia menggunakan batu untuk membantu kehidupannya, selanjutnya manusia menggunakan logam dan akhirnya teknologi sudah berkembang pesat seperti saat ini tentulah manusia tidak mungkin lagi kembali ke zaman batu. Tetapi yang jelas roh daripada semua perkembangan teknolog itui adalah sama yaitu kekuatan akal fikiran dan budi yang diberikan Allah kepada manusia. Demikian pula roh daripada kekuatan rohani mausia adalah Allah. Semakin hari manusia semakin pintar dan permasalahn yang dihadapinya semakin kompleks, tentu Allah yang maha Bijaksana lah yang maha memelihara kahidupan alam dengan hukum-hukumnya yang universal
“Pada hari ini telah Kusempurnakan untukmu agamamu, & telah Kucukupkan kepadamu nikmatKu & telah kuridhoi Islam itu sebagai agamamu.” (QS. Al Maidah 3)

Anonim mengatakan...

Aswatama jelas penganut Weda, karena kakeknya adalah penerima wahyu Weda, dan Bapaknya adalah seorang Guru yang mengajarkan weda kepada muridnya termasuk kepada Aswatama.
Ada tiga peristiwa besar yang membawa Ibrahim melepaskan diri dari pengaruh dan keyakinan kaumnya masa itu selama masa perjalanan kehidupannya. Pertama adalah masa pencarian Ibrahim untuk mencari dan mengenal Tuhan yang sebenarnya. Suatu masa dimana Ibrahim mencari siapa sebenarnya Tuhan itu. Selama masa pencarian ini nabi Ibrahim tidak luput dari kesalahan dalam penafsiran bagaimana fenomena dan benda alam seperti laut, gunung, Matahari dan bulan tidak luput dari praduga hingga suatu ketika nabi Ibrahim mendapat petunjuk dari yang maha kuasa akan kebenaran yang hakiki.
Peristiwa kedua adalah suatu peristiwa dimana nabi Ibrahim melakukan perlawanan akan tradisi yang berkembang di masyarakat masa itu yang menyembah patung. Sayangnya, banyak dari kaumnya, termasuk Azar, ayahnya, ingkar dan menolak ajakan Ibrahim AS. Karena mereka tidak mau menuruti ajarannya, Ibrahim pun pergi menghancurkan patung-patung buatan ayahnya yang menjadi sesembahan para kaumnya sehingga nabi Ibrahim dibakar oleh raja Namruz.
Peristiwa ketiga adalah masa dimana nabi Ibrahim mendapat wahyu melalui mimpinya untuk melaksanakan qurban dimana dalam mimpi itu yang menjadi qurban adalah anaknya Ismail yang pada akhirnya Allah menggantinya dengan seeokor kibas sebagai qurban. Seperti diketahui tradisi masyarakat masa sebelum nabi Ibrahim mendapat perintah qurban adalah menjadikan anak manusia sebagai sesembahan kepada dewa. Anak manusia di qurbankan untuk disembahkan kepada dewa melalui ritual yang diyakini masyarakat masa itu adalah untuk menjaga alam semesta atau untuk penebusan dosa akibat kesalahan manusia.
Melalui perintah Qurban itu sesunguhnya Allah diantaranya hendak memberikan perintah kepada nabi Ibrahim untuk meghapus tradisi yang sangat merendahkan harkat dan martabat manusia itu.

Meskipun Ajaran Hindu berakar dari ajaran Weda tetapi Hindu saat ini tidaklah mewakili ajaran Weda secara keseluruhan akibat jarak yang terpaut ratusan ribu tahun,serta peristiwa besar yang memisahkan keduanya yaitu perang barathayudha.
Bila dibandingkan dengan sisa peninggalan masyarakat masa nabi Isa.As. yang hanya terpaut 2000 an tahun yang lalu yang ditemukan oleh para arkeologist di gua Qumran hanya sedikit jumlahnya yang masih bisa disingkap kembali karena kerusakan dokumen yang terbuat dari kertas papyrus itu sedang sisa lainnya tidak dapat diungkap sama sekali karena kerusakan yang permanen maka bagaimana pula dengan dokumen dan peninggalan yang jaraknya terpaut lebih panjang kebelakang yaitu puluhan ribu tahun ?.
Tidak tertutup bahwa Weda juga diturunkan oleh Allah melalui orang pilihannya seperti halnya kitab-kitab suci yang lain. Masa perkembangan turunnya Kitab Suci itu tidak ubahnya seperti semakin kompleks dan spraktisnya perkembangan perdaban manusia. Dimana diawal dahulu manusia menggunakan batu untuk membantu kehidupannya, selanjutnya manusia menggunakan logam dan akhirnya teknologi sudah berkembang pesat seperti saat ini tentulah manusia tidak mungkin lagi kembali ke zaman batu, andaipun boleh tentu yang pasti tidak lazim dan akan menjadi bahan tertawaan zaman. Semakin hari manusia semakin pintar dan permasalahan yang dihadapinya semakin kompleks, tentu Allah yang maha Bijaksana lah yang maha memelihara kahidupan alam dengan hukum-hukumnya yang universal.

“Pada hari ini telah Kusempurnakan untukmu agamamu, & telah Kucukupkan kepadamu nikmatKu & telah kuridhoi Islam itu sebagai agamamu.” (QS. Al Maidah 3)
Haruskah kita kembali ke masa lalu ?

Anonim mengatakan...

Aswatama bukan anaknya Drona, tetapi hanya anak angkat.

Aswatama sejatinya adalah adik dr Duryodana; Korawa anak Dristarastra bukan 100 orang, tetapi hanya 5 orang : Duryodana Dursasana, Aswatama, Dursilawati dan satu lagi (laki2)ku lupa namanya.

Karena berbuat tidak ksatria saat akhir perang barata yuda dia lalu dipastu oleh Krisna bhw dia akan hidup abadi untuk menyesali kekejiannya.

Setelah itu dia kabur sambil menggendong tiga patung dewa tri murti ke arah barat(ARABIA)......, dan akhirnya dia dikenal oleh orang2 sana sebagai NABI kHIDIR.

salam

Raden_zalzul mengatakan...

Naaahh ,, kan, meskipun beberapa ada kemiripan antara Aswatama dengan Ibrahim, ternyata dalam Islam sendiri orang yang dikenal sebagai "Ciranjiwin" adalah Nabi Khidir yg masih hidup sampai sekarang ... sedangkan Ibrahim sudah meninggal, padahal beberapa kepercayaan Aswatama itu kan masih hidup karena kutukan Kresna

Anonim mengatakan...

Tolong kl komen tentang Nabi Ibrahim berdasakan al quran...jangan kalian mereka-reka sendiri..krn udh jelas semua Nabi dan Rasul itu beragama Islam dan Nabi Ibrahin AS tidak pernah mengenal krisna selama hidupnya

Unknown mengatakan...

ini gak ada bukti nyata
cuman opini saja !!!!!

ztro mengatakan...

dalam kitab suci saya pernah baca : bahwa tuhan akan menjadikan seorang khalifah di bumi arab, kemudian malaikat berkata,"apakah akan dijadikan seorang khalifah itu seseorang yg melakukan pertumpahan darah dan membuat kerusakan di muka bumi? Jadi khalifah pertama (adham ) kemungkinan adalah Aswathama yg tlh melakukan pembunuhan keji thd anak2 pancali. kemudian ditangkap oleh arjuna dan dibuang ke Arvasthan (Arab).Aswthama bertanggung jawab terhadap kerusakan2 keturunanny dan dia akan memperbaikinya sampai akhir jaman siklus 5000th...kita juga mengenal seorang mahaavatar yg tinggal di pegunungan himalaya yg msh hidup sampai sekarang...

Anonim mengatakan...

Saya sangat hargai keingintahuan itu, tetapi dalam merunut sejarah yg berbeda masa harus hati2.
Setau saya Aswatama itu dalam kondisi terkutuk dengan penyakit yg menyeramkan (parah) sedangkan Nabi Ibrahim AS tidak (sehat),dan orang tua mereka berbeda namanya. kalau mengenai leluhurnya Nabi Ibrahim As itu dari India ya masuk diakal, krn dlm sejarah Islam Nabi Adam As itu turunnya di India, istrinya Hawa di Arab. Jadi sangat masuk diakal kalau Arab dan india itu sebenarnya satu rumpun atau keturunan dekat. Dari wajahnya juga ada kemiripan.

Unknown mengatakan...
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
Anonim mengatakan...

Di Qur'an surat apa ayat berapa anak dari nabi Ibrahim a.s adalah nabi Ismail a.s ??
Setau gw kagak ada soalnye cuma disebut anak dari Ibrahim a.s yg dipersembahkan..
Setau gw jg anak nabi Ibrahim adalah nabi Ishkak yg sah menurut silsilah tradisi dijaman nabi Ibrahim a.s

Makam Ibrahim mengatakan...

gak jelas nih

Sunardi mengatakan...

Oke deh

Sunardi mengatakan...

Oke deh

Anonim mengatakan...

sorry cuma mau menanggapi komen dari anonim yang menyebutkan semua nabi dalam alquran memeluk agama islam. saya buka ahli qur'an, sejarah islam atau pemuka agama tinggi. saya hanya mencoba berfikir logis, islam itu lahir setelah diangkatnya muhammad sebagai nabi. islam = ajaran, umat muhammad. untuk nabi-nabi sebelumnya beserta pengikutnya, belum bisa dikatakan beragama islam. Mereka dipercayakan membawa ajaran Tuhan, yang dimulai dari kitab zabur, disempurnakan taurat, lalu injil, lalu al quran. dari nabi daud, isa, musa, lalu muhammad. semuanya membawa misi yang sama yaitu ajaran/firman Tuhan. tetapi islam ada ketika masa Muhammad, ajaran muhammadlah yg disebut dgn islam.

Anonim mengatakan...

jangan lah memberikan opnini klo memang belum ada bukti yang jelas dan dapat dipercaya.
dari komen yang telah baca, anda berusaha untuk mengagung2kan agama sendiri dan memaksakan kehendak untuk menerima pendapat anda tentang kepercayaan anda. tidak ada hubungannya antara aswatama dengan nabi. nggak usah berlebihan deh. lebih baik tekuni agama sendiri dari pada berdebat tentang masalah sepele yang tidak pasti kaitannya atau yang dibuat2. nggak usah dikaitkan dengan ini itu. biar tidak percuma usaha para pahlawan Indonesia yang bertaruh nyawa
demi mempertahankan Indonesia. dan anda mau merusak Indonesia dengan ide dan logika yang tak bermoral. ingat KETUHANAN YANG MAHA ESA. pancasila sila 1.

Unknown mengatakan...

Penulis ngawur!!! Aswatama dan nabi ibrohim itu beda nama dan beda pula kisahnya. Beli kitab "Qosossin nabiyyin" dan baca kalau mau tau kisah nabi yg lengkap. Atau mesantren yg lama biar tau dan gak ngawur serta menyesatkan!!!

Unknown mengatakan...

Penulis ngawur!!! Aswatama dan nabi ibrohim itu beda nama dan beda pula kisahnya. Beli kitab "Qosossin nabiyyin" dan baca kalau mau tau kisah nabi yg lengkap. Atau mesantren yg lama biar tau dan gak ngawur serta menyesatkan!!!

Anonim mengatakan...

Fuck logic bgt, sesaaat

Aliflam mengatakan...

Lalu knaapa Aswatama gak memrangi Dorna? Sdgkan nabi Ibrahim memerangi ayaahnya, Hajar P.

Unknown mengatakan...

parah ceritanya disambung sambungkan tanpa eviden

Unknown mengatakan...

Hehehe... penulis ama sebahagian komentator habis minum arak kali yaa... pada mabok smua.. pake ilmu tak tik tuk, di ambil dari kitab jalanlain... jika gak bisa membuktikan jangan asal ketik sbb akan berdampak buruk pada generasi yg sama sekali buta akan sejarah dan agama. Jika tidak bisa membawa kebaikan, maka lebih baik diam. Semua hanya Tuhan Yang Maha Kuasa yg mengetahui kejadian sesungguhnya...

Anonim mengatakan...

Postingan apaan nih!!! Udah GAK JELAS, OPININYA MAKSA, MENYESATKAN LAGI....walaupun gue gak pinter2 amat tapi alhamdulillah gue gak segoblok itu buat percaya OPINI MAKSA YANG DISAMBUNG2 IN ini....

Anonim mengatakan...

penulis lagi mabok brp botol ya?
baca deh surat ibrohim berserta tafsirnya ya.nabi ibrahim adalah agamanya islam,lihatlah bagaimana dakwah nabi ibrahim yg bertentangan dengan hindu.

Unknown mengatakan...

Di dalam kitab suci alqur'an ada diceritakan tentang kisah nabi ibrahim as khalilullah,, mulai dari masa kecil beliau sampai beliau dewasa dan tua,,, oke jd bisa diteliti lg bahwasanya jauh dari cerita aswatama yg ada di cerita mahabarata

Unknown mengatakan...

Di dalam kitab suci alqur'an ada diceritakan tentang kisah nabi ibrahim as khalilullah,, mulai dari masa kecil beliau sampai beliau dewasa dan tua,,, oke jd bisa diteliti lg bahwasanya jauh dari cerita aswatama yg ada di cerita mahabarata

Unknown mengatakan...

Saya setuju dengan tulisan anda, semua keliatan cocok dan berhubungan 1 dgn lainnya. . Saya punya beberapa teman muslim,mereka sangat baik namun Sayang nya, untuk urusan agama/sejarah mereka sangat munafik,bahkan ketika disodorkan bukti fakta pun, mereka tetep keuhkeuh agama mereka yg pertama/tertua...
Namun kemudian tyang berfikir, mungkinkah Aswatama adalah yg disebut dajjal oleh kaum Muslim? Bahwa ada versi lain, dimana setelah dikutuk Krisna, Aswatama melarikan diri dan terus hidup sampai sekarang, dan dengan kesakitan nya,selalu berusaha utk mempercepat berakhirnya jaman kaliuga ini? 🙏

Anonim mengatakan...

Sifat manusia yg salah adalah sesuatu sesuai dg dirinya atau yg menyenangkan dia atau yg sependapat dg dia, dia benarkan atau bahalkan membenarkan walau belum tentu itu benar.
Disini penulis cuma ingin meyajikan sebuah hal baru dlm pandangan sejarah,jika ingin mematahkan tulisan ini ta dg tulisan jgn pakai cacian.
Jgn takut berfikir dewasa, semoga kita selalu dlm kasih Tuhan, amin.

Jackalegawa mengatakan...

Permisi.

Coba cermati kembali bagaimana blogger Dharmagupta menuliskan kesimpulan di akhir tulisan. Tidak ada kesimpulan bahwa Aswattama = Ibrahim 'alaihisalam. Sama sekali tdak ada hipotesa, bahkan tidak ada proses historiografi, dan tidak ada metodologi sejarah yang ditempuh didalamnya.

Tulisan tersebut adalah hasil uraian cocokologi data yang dikumpulkan dari hasil eksplorasi literatur digital, yang merupakan catatan pemikiran dan bukan catatan sejarah yang dapat dijadikan sumber primer secara ilmiah.

Mengumpulkan data dari sumber sejarah yang valid tidak sesederhana spekulasi kemungkinan seperti halnya "jika Ini maka Itu" atau "jika Begini maka Begitu" dsb. Meski memang rasa penasaran tentang 'Who is Who?' bisa menjadi inspirasi untuk mengembangkan kemungkinan yang barangkali pernah terjadi pada masa ribuan tahun sebelum Masehi terdebut.

Mohon maaf, menurut saya artikel tersebut secara ilmiah bukan termasuk bahasan dalam ranah sejarah. Namun sangat memungkinkan untuk dikembangkan sebagai karya sastra dalam bentuk fiksi.

Terima kasih, telah menyediakan kolom komentar.